Semua kandungan di dalam blog ini adalah dari tulisan Ustaz Adi Yanto Meridukansurga di laman Facebooknya. Saya sekadar mencuba menghimpunkannya untuk manfaat semua umat. Terima kasih kepada Ustaz Adi yang memberikan keizinannya - Tulus dari Cipher.

31 Jan 2014

Mengatasi Bayi Sering Menangis



لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Photo: Mengatasi Bayi Sering Menangis

Saya yakin bahwa setiap orang tua yang sayang kepada anaknya tentu sedih bila sang buah hati sering menangis. Bahkan boleh jadi jengkel, hati bertambah keras ketika anak sering menangis, bahkan lalu dipukul. Ketahuilah, kekerasan tidaklah akan menyelesaikan perkara.

Orang tua tidak perlu sedih dan panik ketika anaknya sering menangis. Carilah penyebabnya, karena setiap problem atau penyakit pasti ada obatnya. Alloh Ta’ala berfirman :

Sesungguhnya sesudah kesakitan itu ada kemudahan. (QS. Asy-Syarh [94] : 6)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Tidaklah Alloh menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan pula obatnya.” (HR. al-Bukhori 19/89)

MENGAPA BAYI SERING MENANGIS ?

Bayi menangis tentu ada sebabnya. Bisa jadi karena ditinggal kekasihnya dan akan diam bila kekasihnya datang menghampirinya. Atau karena haus dan lapar yang kalau dengan diberi makan dan minum dia akan diam, atau dia risih dengan kotoran dan najis yang mengenai badannya, atau karena kulit pantat atau kelaminnya terluka karena pengaruh popok atau diaper yang terkadang orang tua kurang memperhatikan, atau perutnya kembung, atau karena yang lain. Orang tua hendaknya mengerti dan waspada apa yang dirasakan oleh anaknya, karena dia belum mampu menyampaikan keluhannya. Dia hanya bisa menangis bila merasakan sakit atau bila tidak terpenuhi keinginannya. Insya Alloh dengan mencari dan mengatasi penyebabnya anak akan menjadi tenang dan tidak menangis lagi. Kecuali bila pembawaannya memang suka menangis, orang tua hendaknya bersabar dan insya Alloh tangisan anak ada manfaatnya.

Apabila penyebabnya sudah dicari ternyata tidak ada, coba dibawa ke dokter, barangkali ada penyakit dalam yang orang tua tidak mengetahuinya. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Tidaklah Alloh menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan obatnya. Sebagian orang mengetahui obatnya, dan sebagian lagi tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shohihul Jami’ 1089).

Jika dinyatakan oleh dokter spesialis anak bahwa dia tidak sakit, tentu ada penyebab lain. Mungkin dia diganggu oleh orang yang dengki atau makhluk halus berupa jin.

Gangguan jin memang ada. Oleh karena itulah kita disuruh membaca surat al-Falaq dan an-Nas karena surat ini mengandung permohonan perlindungan kepada Alloh dari gangguan setan manusia dan setan jin.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat di rumahnya ada budak perempuan yang wajahnya pucat, muram dan hitam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Ruqyahlah (bacakan ayat al-Qur’an) dia, karena dia terkena gangguan makhluk halus.” (HR. Al-Bukhori 7/171).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Penyakit al-ain karena dilihat oleh orang yang dengki itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir, tentu penyakit ain-lah yang mendahuluinya. Apabila kamu diminta memandikan, maka mandikanlah dia.” (HR. Muslim 7/13).

Imam Malik rahimahullah berkata : Apabila kamu diminta untuk memandikan orang yang terkena penyakit ain, maka basuh wajahnya, dua tangannya, dua sikunya, dua lututnya dan ujung jari kakinya dan semua badannya dengan air yang dimasak. (Faidhul Qodir 5/416)

Sebagian ulama menjelaskan, hendaknya dimandikan dengan tujuh lembar daun bidara atau berapa saja. Ada yang mempraktikkan dicampur dengan tawas dan satu sendok garam, lalu dimasak sampai mendidih dan dimandikan, maka sembuh penyakitnya, dan inilah sering kami praktikkan. Ketika ada orang mengeluh terkena gangguan jin. Alhamdulillah Alloh menyembuhkan gangguan tersebut.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Hendaknya orang yang terkena penyakit ain (gangguan jin) berwudhu dan mandi.” (HR. Abu Dawud, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Silsilah ash-Shohihah  6/61).

Inilah pengobatan Tibbun Nabawi yang sangat manjur, tentunya dengan kehendak Alloh Ta’ala.Saya yakin bahwa setiap orang tua yang sayang kepada anaknya tentu sedih bila sang buah hati sering menangis. Bahkan boleh jadi jengkel, hati bertambah keras ketika anak sering menangis, bahkan lalu dipukul. Ketahuilah, kekerasan tidaklah akan menyelesaikan perkara.

Orang tua tidak perlu sedih dan panik ketika anaknya sering menangis. Carilah penyebabnya, karena setiap problem atau penyakit pasti ada obatnya. Alloh Ta’ala berfirman :

Sesungguhnya sesudah kesakitan itu ada kemudahan. (QS. Asy-Syarh [94] : 6)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Tidaklah Alloh menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan pula obatnya.” (HR. al-Bukhori 19/89)

MENGAPA BAYI SERING MENANGIS ?

Bayi menangis tentu ada sebabnya. Bisa jadi karena ditinggal kekasihnya dan akan diam bila kekasihnya datang menghampirinya. Atau karena haus dan lapar yang kalau dengan diberi makan dan minum dia akan diam, atau dia risih dengan kotoran dan najis yang mengenai badannya, atau karena kulit pantat atau kelaminnya terluka karena pengaruh popok atau diaper yang terkadang orang tua kurang memperhatikan, atau perutnya kembung, atau karena yang lain. Orang tua hendaknya mengerti dan waspada apa yang dirasakan oleh anaknya, karena dia belum mampu menyampaikan keluhannya. Dia hanya bisa menangis bila merasakan sakit atau bila tidak terpenuhi keinginannya. Insya Alloh dengan mencari dan mengatasi penyebabnya anak akan menjadi tenang dan tidak menangis lagi. Kecuali bila pembawaannya memang suka menangis, orang tua hendaknya bersabar dan insya Alloh tangisan anak ada manfaatnya.

Apabila penyebabnya sudah dicari ternyata tidak ada, coba dibawa ke dokter, barangkali ada penyakit dalam yang orang tua tidak mengetahuinya. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Tidaklah Alloh menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan obatnya. Sebagian orang mengetahui obatnya, dan sebagian lagi tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shohihul Jami’ 1089).

Jika dinyatakan oleh dokter spesialis anak bahwa dia tidak sakit, tentu ada penyebab lain. Mungkin dia diganggu oleh orang yang dengki atau makhluk halus berupa jin.

Gangguan jin memang ada. Oleh karena itulah kita disuruh membaca surat al-Falaq dan an-Nas karena surat ini mengandung permohonan perlindungan kepada Alloh dari gangguan setan manusia dan setan jin.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat di rumahnya ada budak perempuan yang wajahnya pucat, muram dan hitam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Ruqyahlah (bacakan ayat al-Qur’an) dia, karena dia terkena gangguan makhluk halus.” (HR. Al-Bukhori 7/171).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Penyakit al-ain karena dilihat oleh orang yang dengki itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir, tentu penyakit ain-lah yang mendahuluinya. Apabila kamu diminta memandikan, maka mandikanlah dia.” (HR. Muslim 7/13).

Imam Malik rahimahullah berkata : Apabila kamu diminta untuk memandikan orang yang terkena penyakit ain, maka basuh wajahnya, dua tangannya, dua sikunya, dua lututnya dan ujung jari kakinya dan semua badannya dengan air yang dimasak. (Faidhul Qodir 5/416)

Sebagian ulama menjelaskan, hendaknya dimandikan dengan tujuh lembar daun bidara atau berapa saja. Ada yang mempraktikkan dicampur dengan tawas dan satu sendok garam, lalu dimasak sampai mendidih dan dimandikan, maka sembuh penyakitnya, dan inilah sering kami praktikkan. Ketika ada orang mengeluh terkena gangguan jin. Alhamdulillah Alloh menyembuhkan gangguan tersebut.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Hendaknya orang yang terkena penyakit ain (gangguan jin) berwudhu dan mandi.” (HR. Abu Dawud, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Silsilah ash-Shohihah 6/61).

Inilah pengobatan Tibbun Nabawi yang sangat manjur, tentunya dengan kehendak Alloh Ta’ala
 

No comments:

Post a Comment