Semua kandungan di dalam blog ini adalah dari tulisan Ustaz Adi Yanto Meridukansurga di laman Facebooknya. Saya sekadar mencuba menghimpunkannya untuk manfaat semua umat. Terima kasih kepada Ustaz Adi yang memberikan keizinannya - Tulus dari Cipher.

25 Sept 2013

Pentingnya Shalat Bagi Umat Muslim


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Photo: Pentingnya Shalat Bagi Umat Muslim 

Rasulullah S.A.W. bersabda “Ajarkan anak-anakmu shalat di umur 7 tahun, dan hukum mereka (jika tidak mau shalat) di umur 10 tahun.” Shalat adalah ibadah yang paling utama bagi umat Muslim. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman agar kita selalu memelihara shalat kita dalam surat Al-Baqarah ayat 238 yang berbunyi:

"Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'." (Q.S. Al-Baqarah:238)

Dan berikut ini adalah penjelasan mengenai pentingnya kedudukan shalat bagi kita:

1. Shalat adalah Tiang Agama

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kepala segala urusan adalah Islam, dan tiangnya adalah shalat, sementara puncaknya adalah jihad.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, shahih)

2. Shalat adalah Amal yang Pertama Kali Dihitung di Akhirat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah perhatian kepada shalatnyaa. Jika shalatnya baik, dia akan beruntung (dalam sebuah riwayat disebutkan: dia akan berhasil). Dan jika shalatnya rusak, dia akan gagal dan merugi.” (HR Ath Thabrani, shahih)

3. Shalat adalah Ibadah yang Terakhir Hilang dari Agama

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tali-tali Islam akan lepas sehelai demi sehelai. Setiap kali sehelai tapi itu lepas, umat manusia akan berpegangan pada tali berikutnya. Yang pertama kali terlepas adalah hukum, dan yang paling terakhir adalah shalat.” (HR Ahmad, shahih)

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Yang pertama kali dihilangkan dari umat manusia adalah amanat, dan yang tersisa paling akhir adalah shalat. Berapa banyak orang yang mengerjakan shalat tanpa ada kebaikan di dalamnya sama sekali di dalam dirinya.” (HR Ath Thabrani, hasan)

4. Shalat adalah Wasiat Terakhir Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Ummul Mu’minin Ummu Salamah, berkata, “Wasiat yang terakhir kali disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah shalat, shalat, dan budak-budak yang kalian miliki.” Sehingga Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyembunyikannya di dalam dada dan tidak beliau sebarluaskan melaluinya. (HR Ahmad, shahih)

5. Allah Memuji Orang yang Mengerjakan dan Mengajak Keluarganya Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Maryam ayat 54-55:

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya.” 
(Q.S. Maryam:54-55)

6. Allah Mencela Orang yang Malas Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Maryam ayat 59:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”

Juga di dalam Surat An Nisa’ ayat 142:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. An-Nisa':142)

7. Shalat adalah Rukun Islam Kedua

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima pondasi, bersaksi bahwa tiada Rabb selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji, serta berpuasa pada bulan Ramadhan.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

8. Allah Mewajibkan Shalat Tanpa Perantaraan Jibril

Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan ibadah shalat tidak seperti ibadah yang lain. Ibadah-ibadah lain, seperti puasa, zakat, haji dan sebagainya diwajibkan kepada umat Islam melalui perantaraan Jibril ‘Alaihis Salam di bumi. Terkhusus untuk ibadah shalat, Allah sendiri yang memerintahkan ibadah ini dengan mengangkat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ke langit ke tujuh dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, di Sidratul Muntaha.

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Kemudian ia membawaku ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba aku melihat dedaunnya yang laksana telinga gajah dan buah-buahnya seperti mutiara.”

Beliau melanjutkan, “Maka tatkala ia tertutup berkat perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia (Sidratul Muntaha) pun berubah dan tidak satu pun makhluk Allah yang dapat menggambarkan keindahannya. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadaku dan Dia mewajibkan lima puluh shalat dalam sehari semalam kepadaku…. (HR Bukhari dan Muslim)

9. Awalnya, Allah Memerintahkan Shalat 50 Shalat Sehari

Dalam lanjutan hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu tersebut:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Nabi Musa ‘Alaihis Salam, kemudian ia (Musa ‘Alaihis Salam) berkata kepadaku, ‘Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?’

Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari semalam).’

Musa ‘Alaihis Salam berkata, ‘Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan kepada-Nya, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakan hal yang demikian itu.’

Maka aku pun kembali menghadap Allah, lalu Dia memberi keringanan kepadaku dengan menghapuskan lima kali shalat…’

Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘dan aku terus kembali menghadap Allah dan turun kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam hingga Allah berfirman, ‘Wahai Muhammad, itulah shalat lima waktu sehari semalam. Setiap satu shalat bernilai sepuluh kali shalat. Dengan demikian, pahalanya sama dengan lima puluh kali shalat.’” (HR Al Bukhari dan Muslim)

10. Allah Membuka dan Menutup Amal Orang Beriman yang Beruntung dengan Menyebutkan Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Al Mu’minun ayat 1-9:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.” 
(Q.S. Al-Mu'minun:1-9)

11. Allah Menyuruh Muhammad, dan Pengikutnya Agar Menyruh Keluarganya Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Thaha 132:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
(Q.S. Thaha:132) 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Suruh anak-anak kalian mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya pada saat mereka berusia 10 tahun. Serta pisahkanlah mereka di tempat tidur.” (HR Abu Dawud dan Ahmad, shahih)

12. Orang yang Tidur dan Lupa Diperintahkan Mengganti Shalatnya

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, hendaknya dia mengerjakannya pada saat teringat. Tidak ada kafarat baginya, kecuali hanya itu saja.” (HR Al Bukhari)

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa lupa mengerjakan shalat atau tertidur sehingga tidak mengerjakannya, maka kafaratnya adalah mengerjakannya ketika ia mengingatnya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Rasulullah S.A.W. bersabda “Ajarkan anak-anakmu shalat di umur 7 tahun, dan hukum mereka (jika tidak mau shalat) di umur 10 tahun.” Shalat adalah ibadah yang paling utama bagi umat Muslim. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman agar kita selalu memelihara shalat kita dalam surat Al-Baqarah ayat 238 yang berbunyi:

"Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'." (Q.S. Al-Baqarah:238)

Dan berikut ini adalah penjelasan mengenai pentingnya kedudukan shalat bagi kita:

1. Shalat adalah Tiang Agama

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kepala segala urusan adalah Islam, dan tiangnya adalah shalat, sementara puncaknya adalah jihad.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, shahih)

2. Shalat adalah Amal yang Pertama Kali Dihitung di Akhirat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah perhatian kepada shalatnyaa. Jika shalatnya baik, dia akan beruntung (dalam sebuah riwayat disebutkan: dia akan berhasil). Dan jika shalatnya rusak, dia akan gagal dan merugi.” (HR Ath Thabrani, shahih)

3. Shalat adalah Ibadah yang Terakhir Hilang dari Agama

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tali-tali Islam akan lepas sehelai demi sehelai. Setiap kali sehelai tapi itu lepas, umat manusia akan berpegangan pada tali berikutnya. Yang pertama kali terlepas adalah hukum, dan yang paling terakhir adalah shalat.” (HR Ahmad, shahih)

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Yang pertama kali dihilangkan dari umat manusia adalah amanat, dan yang tersisa paling akhir adalah shalat. Berapa banyak orang yang mengerjakan shalat tanpa ada kebaikan di dalamnya sama sekali di dalam dirinya.” (HR Ath Thabrani, hasan)

4. Shalat adalah Wasiat Terakhir Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Ummul Mu’minin Ummu Salamah, berkata, “Wasiat yang terakhir kali disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah shalat, shalat, dan budak-budak yang kalian miliki.” Sehingga Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyembunyikannya di dalam dada dan tidak beliau sebarluaskan melaluinya. (HR Ahmad, shahih)

5. Allah Memuji Orang yang Mengerjakan dan Mengajak Keluarganya Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Maryam ayat 54-55:

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya.” 
(Q.S. Maryam:54-55)

6. Allah Mencela Orang yang Malas Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Maryam ayat 59:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”

Juga di dalam Surat An Nisa’ ayat 142:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. An-Nisa':142)

7. Shalat adalah Rukun Islam Kedua

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima pondasi, bersaksi bahwa tiada Rabb selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji, serta berpuasa pada bulan Ramadhan.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

8. Allah Mewajibkan Shalat Tanpa Perantaraan Jibril

Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan ibadah shalat tidak seperti ibadah yang lain. Ibadah-ibadah lain, seperti puasa, zakat, haji dan sebagainya diwajibkan kepada umat Islam melalui perantaraan Jibril ‘Alaihis Salam di bumi. Terkhusus untuk ibadah shalat, Allah sendiri yang memerintahkan ibadah ini dengan mengangkat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ke langit ke tujuh dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, di Sidratul Muntaha.

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Kemudian ia membawaku ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba aku melihat dedaunnya yang laksana telinga gajah dan buah-buahnya seperti mutiara.”

Beliau melanjutkan, “Maka tatkala ia tertutup berkat perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia (Sidratul Muntaha) pun berubah dan tidak satu pun makhluk Allah yang dapat menggambarkan keindahannya. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadaku dan Dia mewajibkan lima puluh shalat dalam sehari semalam kepadaku…. (HR Bukhari dan Muslim)

9. Awalnya, Allah Memerintahkan Shalat 50 Shalat Sehari

Dalam lanjutan hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu tersebut:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Nabi Musa ‘Alaihis Salam, kemudian ia (Musa ‘Alaihis Salam) berkata kepadaku, ‘Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?’

Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari semalam).’

Musa ‘Alaihis Salam berkata, ‘Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan kepada-Nya, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakan hal yang demikian itu.’

Maka aku pun kembali menghadap Allah, lalu Dia memberi keringanan kepadaku dengan menghapuskan lima kali shalat…’

Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘dan aku terus kembali menghadap Allah dan turun kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam hingga Allah berfirman, ‘Wahai Muhammad, itulah shalat lima waktu sehari semalam. Setiap satu shalat bernilai sepuluh kali shalat. Dengan demikian, pahalanya sama dengan lima puluh kali shalat.’” (HR Al Bukhari dan Muslim)

10. Allah Membuka dan Menutup Amal Orang Beriman yang Beruntung dengan Menyebutkan Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Al Mu’minun ayat 1-9:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.” 
(Q.S. Al-Mu'minun:1-9)

11. Allah Menyuruh Muhammad, dan Pengikutnya Agar Menyruh Keluarganya Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Thaha 132:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
(Q.S. Thaha:132) 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Suruh anak-anak kalian mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya pada saat mereka berusia 10 tahun. Serta pisahkanlah mereka di tempat tidur.” (HR Abu Dawud dan Ahmad, shahih)

12. Orang yang Tidur dan Lupa Diperintahkan Mengganti Shalatnya

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, hendaknya dia mengerjakannya pada saat teringat. Tidak ada kafarat baginya, kecuali hanya itu saja.” (HR Al Bukhari)

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa lupa mengerjakan shalat atau tertidur sehingga tidak mengerjakannya, maka kafaratnya adalah mengerjakannya ketika ia mengingatnya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

23 Sept 2013

Tata Cara Shalat Jama’ dan Qashar



لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Adakalanya kita mengadakan perjalanan jauh atau berpergian yang membutuhkan waktu perjalananya yang panjang, misalnya naik pesawat terbang, kapal laut, karyawisata, mengunjungi kakek dan nenek di kampung halaman atau keperluan lainnya. Hal itu menyebabkan kita sering menjumpai kesulitan untuk melakukan ibadah sholat. Padahal sholat merupakan kewajiban umat Islam yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun juga. Kasih sayang Allah kepada umat Islam sedemikian besar dengan cara memberikan rukhsah dalam melaksanakan sholat dengan cara jamak dan qasar dengan syarat-syarat tertentu. Apa sajakah itu? Mari kita pelajari materi berikut ini.

Orang yang sedang bepergian itu dibolehkan memendekkan shalat atau meringkas shalat yang jumlah shalatnya empat raka’at menjadi dua raka’at (shalat qashar). Dibolehkan pula mengumpulkan shalat dalam satu waktu, shalat dhuhur dengan ashar - maghrib dengan isya’ (shalat jama’). Sedangkan shalat subuh tidak bisa diqoshor maupun dijama’ tapi untuk shalat maghrib bisa dijama’ dan tidak bisa diqoshor. 

Men-jama' shalat ada 2. Bila dilakukan waktu shalat yamg awal (misalnya Dhuhur dan Ashar dilakukan pada waktu Dhuhur), maka dinamakan jama' takdim dan bila dilakukan pada waktu yang kedua (seperti Dhuhur dan Ashar dilakukan pada waktu ashar) maka disebut jama' ta'khir. 

Syarat meng-qashar
1. Bepergian yang bukan untuk tujuan maksiat
2. Jauh perjalanan minimal 88,5 km
3. Shalat yang di-qasar adalah ada' (bukan qadla') yang empat rakaat.
4. Niat qashar bersamaan dengan takbiratul ihram.
5. Tidak boleh bermakmum pada orang yang shalat sempurna (tidak di-qashar).

Syarat jama' takdim
1. Tertib, mengerjakan dua rakaat secara urut. Dhuhur harus didahulukan tidak boleh dibalik dengan mengerjakan Ashar dulu.
2. Niat jama' yang dibarengkan dengan takbiratul ihram shalat yang pertama, misalnya Dhuhur.
3. Terus-menerus, antara dua shalat yang dijama' tidak boleh diselingi dengan ibadah atau pekerjaan lain.

Syarat jama' ta'khir
1. Niat jama' ta'khir yang diwaktu shalat yang pertama.
2. Mengerjakan shalat yang kedua ('Ashar atau Isya') masih dalam perjalanan. Bila dikerjakan ketika sudah sampai rumah, maka tidak boleh dijama' ta'khir. Menurut qaul shahih dalam jama' ta'khir tidak perlu disyaratkan tertib, muwalah (terus menerus) dan dengan niat jama'.

SHALAT DHUHUR JAMAK TAKDIM DENGAN SHALAT ASHAR
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Dhuhur. Setelah Shalat Dhuhur kemudian dilanjutkan dengan Shalat Ashar.

Niat Shalat Dhuhur Jamak Takdim dengan Shalat Ashar

اصلى فرض الظهراربع ركعا ت مجموعا بالعصر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH DHUHRI ARBA’A RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIL ‘ASHRI MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Dhuhur empat rakaat dijama’ dengan Shalat Ashar makmum/iman karena Allah Ta’alla”

Niat Shalat Ashar Jamak Takdim dengan Shalat Dhuhur

اصلى فرض العصراربع ركعا ت مجموعا بالظهر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH DHUHRI ARBA’A RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIL ‘ASHRI MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Dhuhur empat rakaat dijama’ dengan Shalat Ashar makmum/iman karena Allah Ta’alla”


SHALAT DHUHUR JAMAK TAKHIR DENGAN SHALAT ASHAR
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Ashar. Setelah Shalat Dhuhur kemudian dilanjutkan dengan Shalat Ashar.

Niat Shalat Dhuhur Jamak Ta’khir dengan Shalat Ashar

اصلى فرض الظهراربع ركعا ت مجموعا بالعصر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH ‘ASHRI ARBA’A RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIDHDHUHRI MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Ashar empat rakaat dijama’ dengan Shalat Dhuhur makmum/iman karena Allah Ta’alla”

Niat Shalat Ashar Jamak Ta’khir dengan Shalat Dhuhur

اصلى فرض العصراربع ركعا ت مجموعا بالظهر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH ‘ASHRI ARBA’A RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIDHDHUHRI MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Ashar empat rakaat dijama’ dengan Shalat Dhuhur makmum/iman karena Allah Ta’alla”


SHALAT DHUHUR QASHAR DAN SHALAT ASHAR QASHAR
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu masing-masing. Jumlah Rakaat Shalat Dhuhur dan Shalat Ashar menjadi dua rakaat.

Niat Shalat Dhuhur Qoshor

اصلى فرض الظهرركعتين قصرا لله تعالى

USHALLII FARDLADH DHUHRI RAK’ATAINI QASRHRAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Dhuhur dua rakaat dengan Qashar karena Allah Ta’alla”


Niat Shalat Ashar dengan Qoshor

اصلى فرض العصرركعتين قصرا لله تعالى

USHALLII FARDLADH ‘ASHRI RAK’ATAINI QASRHRAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat ‘Ashar dua rakaat dengan Qashar karena Allah Ta’alla”


SHALAT DHUHUR JAMAK TAKDIM BESERTA QASHAR DENGAN SHALAT ASHAR
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Dhuhur. Setelah Shalat Dhuhur kemudian dilanjutkan dengan Shalat Ashar. Jumlah Rakaat Shalat Dhuhur dan Shalat Ashar menjadi dua rakaat.


Niat Shalat Dhuhur Jama’ Takdim beserta Qoshor dengan Shalat Ashar

اصلى فرض الظهرركعتين قصرا مجموعا بالعصر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH DHUHRI RAK’ATAINI QASRHRAN MAJMUU’AN BIL ‘ASHRI LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Dhuhur dua rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat ‘Ashar karena Allah Ta’alla”


Niat Shalat Ashar Jama’ Takdim beserta Qoshor dengan Shalat Dhuhur

اصلى فرض العصرركعتين قصرا مجموعا بالظهر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH ‘ASHRI RAK’ATAINI QASRHRAN MAJMUU’AN BIL DHUHRI LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat ‘Ashar dua rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat Dhuhur karena Allah Ta’alla”


SHALAT DHUHUR JAMAK TAKHIR BESERTA QASHAR DENGAN SHALAT ASHAR
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Ashar. Setelah Shalat Dhuhur kemudian dilanjutkan dengan Shalat Ashar. Jumlah Rakaat Shalat Dhuhur dan Shalat Ashar menjadi dua rakaat.

Niat Shalat Dhuhur Jama’ Ta’khir beserta Qoshor dengan Shalat Ashar

اصلى فرض الظهرركعتين قصرا مجموعا بالعصر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH DHUHRI RAK’ATAINI QASRHRAN MAJMUU’AN BIL ‘ASHRI LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Dhuhur dua rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat ‘Ashar karena Allah Ta’alla”

Niat Shalat Ashar Jama’ Ta’khir beserta Qoshor dengan Shalat Dhuhur

اصلى فرض العصرركعتين قصرا مجموعا بالظهر ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH ‘ASHRI RAK’ATAINI QASRHRAN MAJMUU’AN BIL DHUHRI LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat ‘Ashar dua rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat Dhuhur karena Allah Ta’alla”


SHALAT MAGHRIB JAMAK TAKDIM DENGAN SHALAT ISYA’
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Maghrib. Setelah Shalat Maghrib kemudian dilanjutkan dengan Shalat Isya’.

Niat Shalat Maghrib Jama’ Takdim dengan Shalat Isya’

اصلى فرض المغرب ثلاث ركعا ت مجموعا بالعشاء ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLAL MAGHRIBI TSALAASA RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIL ISYAA’I MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Maghrib tiga rakaat dijama’ dengan Shalat Isya’ makmum/iman karena Allah Ta’alla”

Niat Shalat Isya’ Jama’ Takdim dengan Shalat Maghrib

اصلى فرض العشاء اربع ركعا ت مجموعا بالمغرب ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLAL MAGHRIBI TSALAASA RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIL ISYAA’I MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Maghrib tiga rakaat dijama’ dengan Shalat Isya’ makmum/iman karena Allah Ta’alla”


SHALAT MAGHRIB JAMAK TA’KHIR DENGAN SHALAT ISYA’
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Isya’. Setelah Shalat Maghrib kemudian dilanjutkan dengan Shalat Isya’.

Niat Shalat Maghrib Jama’ Ta’khir dengan Shalat Isya’

اصلى فرض المغرب ثلاث ركعا ت مجموعا بالعشاء ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLAL MAGHRIBI TSALAASA RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIL ISYAA’I MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Maghrib tiga rakaat dijama’ dengan Shalat Isya’ makmum/iman karena Allah Ta’alla”

Niat Shalat Isya’ Jama’ Ta’khir dengan Shalat Maghrib

اصلى فرض العشاء اربع ركعا ت مجموعا بالمغرب ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH ISYAA’I ARBA’A RAKA’ATIN MAJMUU’AN BIL MAGHRIBI MA’MUMAN/IMAAMAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Isya’ empat rakaat dijama’ dengan Shalat Maghrib makmum/iman karena Allah Ta’alla”


SHALAT ISYA’ QASHAR
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Isya’. Jumlah Rakaat Shalat Isya’ menjadi dua rakaat.

Niat Shalat Isya’ dengan Qoshor

اصلى فرض العشاء ركعتين قصرا لله تعالى

USHALLII FARDLADH ISYA’I RAK’ATAINI QASRHRAN LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Isya’ dua rakaat dengan Qashar karena Allah Ta’alla”


SHALAT MAGHRIB JAMAK TAKDIM BESERTA QASHAR DENGAN SHALAT ISYA’
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Maghrib. Setelah Shalat Maghrib kemudian dilanjutkan dengan Shalat Isya’. Jumlah Rakaat Shalat Isya’ menjadi dua rakaat.

Niat Shalat Maghrib Jama’ Takdim beserta Qoshor dengan Shalat Isya’

اصلى فرض المغرب ثلاث ركعا ت قصرا مجموعا بالعشاء ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLAL MAGHRIBI TSALAASA RAKA’ATIN QASRHRAN MAJMUU’AN BIL ISYA’I LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Maghrib tiga rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat Isya’ karena Allah Ta’alla”

Niat Shalat Isya’ Jama’ Takdim beserta Qoshor dengan Shalat Maghrib

اصلى فرض العشاء ركعتين قصرا مجموعا بالمغرب ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLAL ISYA’I ARBA’A RAKA’ATIN QASRHRAN MAJMUU’AN BIL MAGHRIBI LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Isya’ dua rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat Maghrib karena Allah Ta’alla”


SHALAT MAGHRIB JAMAK TA’KHIR BESERTA QASHAR DENGAN SHALAT ISYA’
Keterangan: Shalat dilaksanakan di waktu Shalat Isya’. Setelah Shalat Maghrib kemudian dilanjutkan dengan Shalat Isya’. Jumlah Rakaat Shalat Isya’ menjadi dua rakaat.

Niat Shalat Maghrib Jama’ Ta’khir beserta Qoshor dengan Shalat Isya’

اصلى فرض المغرب ثلاث ركعا ت قصرا مجموعا بالعشاء ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH MAGHRIBI TSALAASA RAKA’ATIN QASRHRAN MAJMUU’AN BIL ISYA’I LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Maghrib tiga rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat Isya’ karena Allah Ta’alla”


Niat Shalat Isya’ Jama’ Ta’khir beserta Qoshor dengan Shalat Maghrib

اصلى فرض العشاء ركعتين قصرا مجموعا با المغرب ماءموما \ اماما لله تعالى

USHALLII FARDLADH ISYA’I RAK’ATAINI QASRHRAN MAJMUU’AN BIL MAGHRIBI LILLAAHI TA’AALAA
“Aku niat Shalat Isya’ dua rakaat Qashar dan Jamak dengan Shalat Maghrib karena Allah Ta’alla”

16 Sept 2013

JADILAH ISTERI SOLEHAH



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Photo: JADILAH ISTRI SOLEHAH

Sahabat fillah..

Tidak ada kecantikan bagi seorang wanita, tiada pula keindahan, harga diri dan kedudukan kecuali beriman kepada Allah swt. Apabila dirinya tegak di atas jalan ini, maka dia lah wanita yang mendapat petunjuk, diterima amalnya dan menjadi wanita pilihan disisi RabbNya.

Namun, jika dia melepaskan jalan kebenaran tersebut,kafir terhadap Tuhannya,
mengingkari agamanya dan melepaskan tuntutanNya, maka dia lah cermin kepada wanita yang murahan, hina dan terbuang.

Pada saat itulah sinar kecantikan seorang wanita mulai menghilang, walau berkalung gugusan bintang di langit, meskipun bermahkota bintang gemini dan matahari terbit di keningnya.

Wahai wanita muslimah yang jujur, wahai wanita mu'minah yang selalu kembali kepada Allah.

Jadikanlah dirimu itu seperti sepohon kurma.

Jauh dari keburukan, menjulang tinggi menghindar dari sifat mengangau. Dilempar dengan batu dia menjatuhkan buahnya, tetap hijau pada musim panas mahupun dingin dan memberikan manfaat kepada sekalian manusia.

Jadilah engkau orang yang menjauhi perkara-perkara yang rendah, keperibadianmu terjaga dari segala pola hidup yang menipu rasa malu. Ucapanmu adalah zikir, pandanganmu melahirkan ibrah, diammu adalah berfikir.

Saat itulah engkau mendapatkan ketenangan dan akan diterima oleh penduduk bumi.

Tercurah segala pujian yang baik-baik, doa yang jujur dari semua makhluk, dan Allah swt akan menjauhkanmu dari awan kesempitan, bayang-bayang ketakutan, dan gumpalan kekeruhan.

Tidurlah berbantalkan curahan doa orang-orang mu'min, lalu bangunlah untuk meraih pujian yang ditujukan kepadamu. Saat itulah engkau mula menyedari bahawa kebahagiaan bukan terdapat pada simpanan harta, kad kredit dan kereta, rumah yang bagaikan istana, mahupun pada kasih nya seorang manusia, namun pada ketaatan terhadap Zat Yang Maha Terpuji. Kedamaian hidup bukan pada hiasan keduniaan, bukan pula mengabdi kepada hamba, namun kepada kepatuhan terhadap Zat Yang Maha Mulia.

Pesanku, jadilah seorang wanita sholehah, yang punya kedudukan tinggi di sisi Tuhannya.

Di mana namanya sentiasa disebut-sebut dalam kalangan para malaikat, dan yang berjaya memperoleh cinta yang Teragung,
iaitu cintanya Ya Rabb lantas menjadi wanita yang paling bahagia di dunia.

semoga bermanfa'at

Sahabat fillah..

Tidak ada kecantikan bagi seorang wanita, tiada pula keindahan, harga diri dan kedudukan kecuali beriman kepada Allah swt. Apabila dirinya tegak di atas jalan ini, maka dia lah wanita yang mendapat p

etunjuk, diterima amalnya dan menjadi wanita pilihan disisi RabbNya.

Namun, jika dia melepaskan jalan kebenaran tersebut,kafir terhadap Tuhannya,
mengingkari agamanya dan melepaskan tuntutanNya, maka dia lah cermin kepada wanita yang murahan, hina dan terbuang.

Pada saat itulah sinar kecantikan seorang wanita mulai menghilang, walau berkalung gugusan bintang di langit, meskipun bermahkota bintang gemini dan matahari terbit di keningnya.

Wahai wanita muslimah yang jujur, wahai wanita mu'minah yang selalu kembali kepada Allah.

Jadikanlah dirimu itu seperti sepohon kurma.

Jauh dari keburukan, menjulang tinggi menghindar dari sifat mengangau. Dilempar dengan batu dia menjatuhkan buahnya, tetap hijau pada musim panas mahupun dingin dan memberikan manfaat kepada sekalian manusia.

Jadilah engkau orang yang menjauhi perkara-perkara yang rendah, keperibadianmu terjaga dari segala pola hidup yang menipu rasa malu. Ucapanmu adalah zikir, pandanganmu melahirkan ibrah, diammu adalah berfikir.

Saat itulah engkau mendapatkan ketenangan dan akan diterima oleh penduduk bumi.

Tercurah segala pujian yang baik-baik, doa yang jujur dari semua makhluk, dan Allah swt akan menjauhkanmu dari awan kesempitan, bayang-bayang ketakutan, dan gumpalan kekeruhan.

Tidurlah berbantalkan curahan doa orang-orang mu'min, lalu bangunlah untuk meraih pujian yang ditujukan kepadamu. Saat itulah engkau mula menyedari bahawa kebahagiaan bukan terdapat pada simpanan harta, kad kredit dan kereta, rumah yang bagaikan istana, mahupun pada kasih nya seorang manusia, namun pada ketaatan terhadap Zat Yang Maha Terpuji. Kedamaian hidup bukan pada hiasan keduniaan, bukan pula mengabdi kepada hamba, namun kepada kepatuhan terhadap Zat Yang Maha Mulia.

Pesanku, jadilah seorang wanita sholehah, yang punya kedudukan tinggi di sisi Tuhannya.

Di mana namanya sentiasa disebut-sebut dalam kalangan para malaikat, dan yang berjaya memperoleh cinta yang Teragung,
iaitu cintanya Ya Rabb lantas menjadi wanita yang paling bahagia di dunia.

15 Sept 2013

Jika Engkau Berjilbab...


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Jika engkau berjilbab dan ada yang mempermasalahkan akhlaqmu, katakan kepada mereka bahwa :

☆ Antara jilbab dan akhlak adalah 2 hal yang berbeda☆
Berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang telah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk, sedangkan akhlak adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masing-masing
Jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa atau pelanggaran, itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaknya.

☆ Yang berjilbab belum tentu berakhlak mulia, namun yang berakhlak mulia pasti berjilbab☆

Pakailah jilbabmu seraya tidak sekedar berniat untuk melakukan suatu hal yang wajib dari perintah Allah.


Jangan kamu memakai jilbab hanya untuk fesyen belaka, atau memakai jilbab untuk menutupi kejelekan sifatmu.
Ikhlaslah memakai jilbab untuk kebaikan dirimu, dan jadikan Hijab sebagai keperluanmu, nescaya kelak kamu akan merasakan manfaat jilbabmu dan berubahlah akhlakmu.

13 Sept 2013

Lagu Dan Nota Buat Ukhtana






السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Jeritan pilu dari hatiku, yang menyaksikan kemunduran terus-menerus menimpa saudariku. Sebuah keprihatinan yang mendalam, ketika menyaksikan betapa banyak kaum muslimah yang terjerat oleh tipu daya dan propaganda yang dilancarkan oleh musuh-musuh islam untuk menghancurkan kehormatan mereka.

Betapa cepat dan mudahnya keburukan menerpa, kerusakan menimpa, ketika pakaian malumu kamu tinggalkan. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di jazirah arab, tetapi merata terjadi hampir diseluruh negeri kaum muslimin. Kita saksikan dimana-mana, semakin sulit membedakan wanita mulimah dengan wanita kafir, kecuali hanya sebagian kecil saja.

Hijab yang menjadi ciri khas wanita muslimah, yang telah diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk melindungi wanita, memelihara auratnya dan menjaga kehormatanya telah disingkapkan.

Wahai muslimah, renungkanlah !!

Kembalilah kepada petunjuk yang telah diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya untukmu.
Engkau adalah perhiasan permata wahai muslimah, maka jagalah perhiasanmu dengan hijab yang kau kenakan, agar terpelihara dan terjaga kilau kehormatannya.
****************************************************************************

Duhai Saudariku
Dimana Rasa MALUmu?
Engkau Diajak Maksiat Pacarmu
Tapi Engkau Mau Apakah Seperti Itu

Agama Mengajarkanmu?
Sekali-kali Tidak Seperti Itu
Itu Hanyalah Menuruti HAWA NAFSU Jagalah Iffahmu Dengan Mengamalkan Ajaran Agamamu

Teman Zinamu Hanya Akan Membawamu
Ke Lembah-lembah Kehinaanmu, Karena Islam Memuliakanmu Dengan Tali Pernikahan, Bukan Perzinaan

Qana’ah - Sifat Mulia yang Harus Dimiliki Para Isteri



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Sikap qana’ah atau menerima apa adanya (nrimo) pada masalah kebendaan (duniawi) dalam kehidupan suami istri sangat dibutuhkan.Terutama bagi seorang istri tanpa adanya sifat qana’ah maka bisa dibayangkan bagaimana susahnya seorang suami.Setiap tiba dirumah maka yang terdengar adalah keluhan-keluhan, belum punya ini belum punya itu, ingin beli perhiasan, pakaian baru, sepatu baru, jilbab baru,perkakas rumah tangga, furniture, dan lain-lainnya.

Alhamdulillah bila sang suami memiliki banyak harta apabila tidak maka yang terjadi adalah pertengkaran dan perselisihan melihat kedudukan suami dengan sebelah mata karena gaji yang kecil .Terkadang keluar keluhan bila si Fulan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar mengapa engkau tidak???sehingga impian membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah semakin jauh.Hati menjadi resah dan gundah lalu hilanglah rasa syukur, baik kepada suami maupun kepada Allah.Bila hal ini sudah menimpa pada seorang istri maka waspadalah ya ukhti,….sesungguhnya engkau telah membebani suamimu diluar kemampuannya.

Engkau telah membuatnya terlalu sibuk dengan dunia untuk memenuhi segala keinginanmu. Berapa banyak kaum suami yang meninggalkan majelis ilmu syar’i demi mengejar uang lemburan? sebelum menikah rajin datang ke tempat majelis ilmu setelah menikah jarang terlihat lagi, mungkin tadinya datang setiap minggu sekarang frekuensinya menjadi sebulan dua kali atau sekali bahkan mungkin tidak datang lagi!!! Atau berapa banyak kaum suami yang rela menempuh jalan yang diharamkan Allah Ta’ala demi membahagiakan sang istri tercinta.Yang terakhir ini banyak ditempuh oleh para suami yang minim sekali ilmu agamanya sehingga demi ‘’senyuman sang istri” rela ia menempuh jalan yang dimurkai-Nya.Wal’iyyadzu billah.

Duhai, para istri…engkau adalah sebaik-baik perhiasan diatas muka bumi ini bila engkau memahami dienmu. Maka jadilah wanita dan istri yang shalihah,itu semua bisa dicapai bila engkau mampu mengendalikan hawa nafsumu, bergaul hanya dengan kawan-kawan yang shalihah dan berilmu,dan tutuplah matamu bila engkau melihat sesuatu yang tidak mungkin bisa engkau raih, lihatlah kebawah masih banyak yang lebih menderita dan lebih miskin hidupnya dibandingkan engkau. Maka akan kau temui dirimu menjadi orang yang mudah mensyukuri nikmat-Nya.

Sifat qana’ah ibarat mutiara yang terpendam di bawah laut, barangsiapa yang bisa mengambilnya dan memilikinya maka beruntunglah ia.Seorang istri yang memiliki sifat qana’ah ini maka dapat membawa ketentraman dan kedamaian dalam rumah tangganya. Suami merasa sejuk berdampingan denganmu, rasanya akan enggan ia menjauh darimu.

Betapa bahagianya para suami yang memiliki istri yang qana’ah, para istri bisa memiliki sifat ini bila ia mau berusaha sekuat tenaga dan berdo’a kepada Allah semata. Ya, Allah janganlah kau jadikan dunia satu-satunya keinginan utama kami, amin.Wallahu’alam bishawwab.
 

9 Sept 2013

Hukum Tato Menurut Agama Islam



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Photo: Hukum Tato Menurut Agama Islam
Di dalam Islam, Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits) menjadi rujukan utama dalam setiap hal kehidupan. Semua permasalahan dalam kehidupan pasti sudah ada petunjuk dan pemecahannya di dalam kedua petunjuk utama tersebut, termasuk mengenai tato ini.
Allah SWT berfirman: “Dan aku (setan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (An-Nisa`: 119)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
Artinya: “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknati wanita yang menyambung rambutnya, dan yang meminta untuk disambungkan, wanita yang mentato dan meminta ditatokan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari)
Berdasarkan ayat dan hadist diatas, maka jelaslah bahwasanya Allah SWT, melalui Rasulnya Muhammad SAW, telah melarang setiap muslim untuk  membuat tato (rajah) di bagian tubuh manapun, karena perbuatan seperti ini termasuk perbuatan yang menyakiti diri sendiri, merubah apa yang Allah karuniakan kepada kita dan termasuk tidak mensyukuri apa yang Allah telah berikan dan amanahkan kepada kita. 
Tato juga diharamkan karena bisa menimbulkan sifat riya’ dari penggunanya atau pemakainya. Orang yang memiliki tato cenderung akan memamerkan tatonya dan berharap orang lain akan memujinya. Jika dibiarkan, maka lama-lama bisa menimbulkan sifat riya’ atau ingin dipuji. Sedangkan Allah sangat tidak menyukai sifat tersebut.
Lalu, bagaimana solusinya apabila kita sudah terlanjur mentato tubuh kita? Menurut pendapat Imam An-Nawawi, kalau mungkin dihilangkan dengan pengobatan maka wajib dihilangkan. Jika tidak memungkinkan kecuali dengan melukainya di mana dengan itu khawatir berisiko kehilangan anggota badannya, atau kehilangan manfaat dari anggota badan itu, atau sesuatu yang parah terjadi pada anggota badan yang tampak itu, maka tidak wajib menghilangkannya. Dan jikalau bertaubat ia tidak berdosa. Tapi kalau ia tidak mengkhawatirkan sesuatu yang tersebut tadi atau sejenisnya maka ia harus menghilangkannya. Dan ia dianggap bermaksiat dengan menundanya. Sama saja dalam hal ini semua, baik pria maupun wanita.
Ibnu Hajar rahimahullahu mengatakan: “Membuat tato haram berdasarkan adanya laknat dalam hadits, maka wajib menghilangkannya jika memungkinkan walaupun dengan melukainya. Kecuali jika takut binasa, (tertimpa) sesuatu, atau kehilangan manfaat dari anggota badannya maka boleh membiarkannya dan cukup dengan bertaubat untuk menggugurkan dosa. Dan dalam hal ini sama saja antara laki-laki dan wanita.”
Jadi, menurut kedua pendapat tersebut, dapat disiimpulkan bahwa selama masih mampu untuk menghilangkannya, maka wajib hukumnya untuk melakukan penghapusan terhadap tato tersebut. Namun, apabila proses penghapusan itu menyebabkan bahaya atau dapat membuat kita kehilangan anggota tubuh yang masih bermanfaat bagi kita, maka tidak wajib hukumnya untuk melakukan penghapusan tato.
Bagaimana pula jika kita ditato sewaktu kita masih kecil? Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin, Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa Allah melaknat pemberi dan peminta tatto. Bila ketika kecil anak perempuan atau laki-laki ditatto dan ia tidak mampu menolak, maka ia tidak menanggung dosa, sebaliknya beban dosa dipikul oleh pelakunya. Sebab Allah tidak memberikan beban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya, sedangkan anak tersebut tidak mampu berbuat. Sehingga perbuatan itu dipikul oleh pelakunya. Tetapi jika memungkinkan untuk dihilangkan tanpa menimbulkan bahaya bagi dirinya, maka sebaiknya dihilangkan.
☆☆☆☆
Di dalam Islam, Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits) menjadi rujukan utama dalam setiap hal kehidupan. Semua permasalahan dalam kehidupan pasti sudah ada petunjuk dan pemecahannya di dalam kedua petunjuk utama tersebut, termasuk mengenai tato ini.

Allah SWT berfirman: “Dan aku (setan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (An-Nisa`: 119)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
Artinya: “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknati wanita yang menyambung rambutnya, dan yang meminta untuk disambungkan, wanita yang mentato dan meminta ditatokan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari)

Berdasarkan ayat dan hadist diatas, maka jelaslah bahwasanya Allah SWT, melalui Rasulnya Muhammad SAW, telah melarang setiap muslim untuk membuat tato (rajah) di bagian tubuh manapun, karena perbuatan seperti ini termasuk perbuatan yang menyakiti diri sendiri, merubah apa yang Allah karuniakan kepada kita dan termasuk tidak mensyukuri apa yang Allah telah berikan dan amanahkan kepada kita.

Tato juga diharamkan karena bisa menimbulkan sifat riya’ dari penggunanya atau pemakainya. Orang yang memiliki tato cenderung akan memamerkan tatonya dan berharap orang lain akan memujinya. Jika dibiarkan, maka lama-lama bisa menimbulkan sifat riya’ atau ingin dipuji. Sedangkan Allah sangat tidak menyukai sifat tersebut.

Lalu, bagaimana solusinya apabila kita sudah terlanjur mentato tubuh kita? Menurut pendapat Imam An-Nawawi, kalau mungkin dihilangkan dengan pengobatan maka wajib dihilangkan. Jika tidak memungkinkan kecuali dengan melukainya di mana dengan itu khawatir berisiko kehilangan anggota badannya, atau kehilangan manfaat dari anggota badan itu, atau sesuatu yang parah terjadi pada anggota badan yang tampak itu, maka tidak wajib menghilangkannya. Dan jikalau bertaubat ia tidak berdosa. Tapi kalau ia tidak mengkhawatirkan sesuatu yang tersebut tadi atau sejenisnya maka ia harus menghilangkannya. Dan ia dianggap bermaksiat dengan menundanya. Sama saja dalam hal ini semua, baik pria maupun wanita.

Ibnu Hajar rahimahullahu mengatakan: “Membuat tato haram berdasarkan adanya laknat dalam hadits, maka wajib menghilangkannya jika memungkinkan walaupun dengan melukainya. Kecuali jika takut binasa, (tertimpa) sesuatu, atau kehilangan manfaat dari anggota badannya maka boleh membiarkannya dan cukup dengan bertaubat untuk menggugurkan dosa. Dan dalam hal ini sama saja antara laki-laki dan wanita.”

Jadi, menurut kedua pendapat tersebut, dapat disiimpulkan bahwa selama masih mampu untuk menghilangkannya, maka wajib hukumnya untuk melakukan penghapusan terhadap tato tersebut. Namun, apabila proses penghapusan itu menyebabkan bahaya atau dapat membuat kita kehilangan anggota tubuh yang masih bermanfaat bagi kita, maka tidak wajib hukumnya untuk melakukan penghapusan tato.

Bagaimana pula jika kita ditato sewaktu kita masih kecil? Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin, Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa Allah melaknat pemberi dan peminta tatto. Bila ketika kecil anak perempuan atau laki-laki ditatto dan ia tidak mampu menolak, maka ia tidak menanggung dosa, sebaliknya beban dosa dipikul oleh pelakunya. Sebab Allah tidak memberikan beban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya, sedangkan anak tersebut tidak mampu berbuat. Sehingga perbuatan itu dipikul oleh pelakunya. Tetapi jika memungkinkan untuk dihilangkan tanpa menimbulkan bahaya bagi dirinya, maka sebaiknya dihilangkan.