Semua kandungan di dalam blog ini adalah dari tulisan Ustaz Adi Yanto Meridukansurga di laman Facebooknya. Saya sekadar mencuba menghimpunkannya untuk manfaat semua umat. Terima kasih kepada Ustaz Adi yang memberikan keizinannya - Tulus dari Cipher.

22 Oct 2012

Assalamu ‘alaikum.......

 




Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Suatu sapaan yang sangat menyentuh jiwa seseorang yang menerimanya. Sapaan yang mengandung permohonan kepada Allah untuk keselamatan, kasih sayang & barkah saudaranya sesama Muslim. Di sinilah Allah mengkhususkan bagi kaum Muslim dalam tegur sapa di antara saudaranya, dan tidak ada hal yang serupa bagi pemeluk agama lain. Allah sengaja mengajarkannya kepada pemeluk agama Islam melalui Rasul-Nya.


Oleh karena itu, Islam merupakan satu agama yg diselamatkan. Maknanya adalah bagi siapapun yg memeluk agama Islam dia berhak memperoleh penyelamatan dari Allah Azza waJalla atas siksa api neraka, apabila
dia mengikuti apa yang ditunjukki-Nya melalui Rasul-Nya dan sebagaimana firman-Nya yang ada
di dalam al-Qur’an. Akar dari kata Islam adalah salim, ertinya selamat. Selamat dari siksa api neraka yang menyala-nyala. Bahkan anda takkan sanggup mendengarkan gemuruh suara apinya saja, yang apabila benar-benar mendengarkannya pasti tubuh anda menjadi debu yang tak dapat dikenali lagi bentuk aslinya.

Naudzu billahi min dzalik.

Masalahnya adalah apakah anda meyakini adanya Hari Kemudian?

Bahawa syurga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, kehidupan alam barzakh itu benar adanya,
apakah akal anda dapat menerima semua itu?
Anda dapat menyangkal semua itu selama akal anda tidak tunduk kepada roh anda. Roh sesungguhnya adalah diri anda di dalam keabadian. Bagaimana bentuk roh anda tergantung bagaimana anda memperlakukannya ketika hidup di dunia. Ada manusia yang tubuhnya adalah berbentuk babi, padahal ketika di dunia dia seorang manusia yang pandai. Hanya saja ketika di dunia dia suka mencuri wang negara. Sekali lagi, apakah akal anda dapat menerima keyakinan seperti itu?

Sekiranya akal tidak dapat menerima kebenaran Allah, sebagaimana disabdakan oleh Rasul-Nya maupun yang termaktub di dalam al-Qur’an, maka dia berada dalam kedudukan sebagai Muslim yang masih meragukan kebenaran.

Begitu sebaliknya, meskipun akal anda belum mampu menjangkau kerana belum memperoleh petunjuk Allah, anda percaya (berbeza dengan meyakini sampai hati anda ikut merasakan kehadiran-Nya) walau baru sampai dilisankan, maka insya Allah anda masih menjadi seorang Muslim yang tidak meragukan. Jadi, kualiti keberagamaan Islam anda bukan semata-mata ditentukan oleh kepandaian akal, tetapi juga diterima
oleh hati anda sedemikian hingga anda betul-betul yakin ada-Nya. Kata ‘ada-Nya’ menunjukkan bahawa Dia benar-benar ada di dalam kekuasaan-Nya. Allah Azza wa Jalla adalah Dia Yang Maha Kuasa atas
segala yg dikehendaki-Nya. Hati dan Ilahi Roh anda sebenarnya adalah hati anda.

Apakah anda mengenal hati anda?

Hati yang ada di dalam tubuh bukan hati yang dimaksud dalam tulisan ini, tetapi Hati yang merupakan roh anda. Keberadaannya tidak tampak, hanya kita dapat merasakannya seperti berada di wilayah hati organ tubuh anda. Berbeza dengan hati, akal adanya di otak anda yg keberadaannya ada di wilayah lahir. Kerana itu, Hati dan akal berada di alam yang berbeza, meskipun Allah SWT menjadikannya berada bersama-sama pada diri manusia ketika masih berada di dunia. Manusia yang Hatinya menjadi sumber inspirasi dalam menjalani hidup di dunia, dia akan merasakan kehadiran Allah bersama-Nya.

Tetapi, bila manusia menjadikan akal sebagai sandaran dalam perjalanan hidup di dunia, maka dia mudah dijebak oleh bisikan syaitan yang berada di dadanya. Kata ‘dada’sebetulnya juga bukan dada sebagaimana yang anda kenal selama ini, tetapi dia sesungguhnya merupakan ‘ruang bisikan’. Antara ‘ruang bisikan’ dengan Hati, Allah jadikan keduanya berada dalam 1 bahagian yang hanya dibatasi oleh sebuah sekat yang sangat tipis dan telus. Allah mengajarkan kaum beriman untuk berlindung kepada-Nya dari bisikan staitan yang membisikkan kejahatan di dada,“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara
dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.dari (golongan) jin dan manusia." (an-Nas:1-6).

Kedudukan Hati anda berada di bahagian tak tampak ternyata memiliki nilai keutamaan yang lebih dibandingkn drngan kedudukan akal. Mengapa demikian?Bukankah akal anda yang menjadikan anda lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya? Benar bahawa manusia kerana akalnya menjadi berada lbih unggul dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Akan tetapi, akal yang tidak pandai menerima kehadiran Allah hanyalah menjadikan manusia berada di hadapan Allah sebagai makhluk yang hina. Tak bezanya seperti haiwan. Haiwan juga boleh menuruti instinc-nya untk mendapatkan‘kenikmatan’, seperti makan dan lain-lain, walaupun tidak memiliki akal. Manusia yang memperturutkan akal yang mengikuti bisikan syatan dari dada cenderung berbuat jahat. Seperti haiwan, dia mudah dijebak untuk melayani nafsunya yang keji tidak berperikemanusiaan, jahat terhadap sesama, pokoknya setiap keinginan nafsunya tidak dipenuhi, akal akan membujuk bagaimana dapat memperoleh setiap kemahuan yang tidak terpenuhinya itu. Cara-cara syaitan sekalipun bila perlu dilakukan.

Begitulah kedudukan akal bila dihasut oleh bisikan.Sementara Hati tidak demikian. Allah menjadikannya secara fitrah menerima kebenaran. Maka Hati lebih mulia di sisi Allah. Begitu mulianya, sehingga Allah pun berkenan ‘Hadir’ kepada Hati hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya. Allah Azza wa Jalla bersemayam di Hati hamba-Nya yang sangat dekat dengan-Nya. Manusia yang kedudukan Hatinya seperti itu, maka Allah SWT senantiasa melindunginya dari segala kejahatan syaitan yang membisikkan di dadanya. 

Maka,manusia yang demikian, Hatinya bersih dari kekotoran yang menjadikannya penyakit. Bila Hati ada penyakit, maka Allah akan menambah penyakit. Allah berfirman di dalam surat al-Baqarah ayat 10, “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka seksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”

Allah Azza wa Jalla tidak membezakan siapapun sebagai manusia, apakah dia Muslim / bukan. Muslim, sebagai manusia,adalah yang mengakui Allah Yang Maha Esa dan Muhammad utusan-Nya. Sedangkan kafir, yang juga adalah manusia, secara syar’i tidak mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya dan Muhammad adalah utusan-Nya. Tetapi keduanya, Muslim & bukan Muslim, adalah manusia. Maka, ayat di atas sesungguhnya ditujukan juga kepada Muslim sebagai manusia. Bila ada yang menafsirkan ayat tersebut hanya ditujukan kepada orang-orang kafir, maka bagaimana Muslim yang juga manusia yang nyatanya mengaku beriman kepada Allah tetapi Hatinya tidak pernah mengingat Allah. Maka,dalam kedudukan sebagai Muslim yang berikrar bahawa Allah adalah Tuhannya dan Nabi Muhammad [Saw] sebagai utusan-Nya,sementara Hatinya bersikap ‘biasa-biasa saja’ akan keberadaan Allah,Allah menegaskan, “Di antara manusia ada yang mengatakan : "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bkn orang-orang yang beriman.” (al-Baqarah:8). Beriman kepada Allah dan Hari Kemudian merupakan kata kunci bagi seorang manusia (Muslim?),bahawa dia mengakui keberadaan Allah di Hatinya, bukan di bibirnya.

Allah memberitahukan keberadaan Hati manusia yang mengaku beriman di bibirnya, padahal mereka mencuba menipu pada ayat selanjutnya (al-Baqarah:9), “Mereka hendak menipu Allah & orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sedar.” 
Allah SWT menciptakan akal dan hati senantiasa untuk menghamba kepada-Nya. Allah tidak meletakkan akal mengungguli hati, tetapi akal secara kudrati untuk berdampingan dengan hati. Manusia adalah hidup bila dia ada hatinya (rohnya). Sebaliknya, meskipun dia secara lahir hidup, maka sesungguhnya diamati bila hatinya diabaikan. Islam mengajak umatnya untuk menjadi manusia yang berakal & berhati sesuai dengan kudratnya. Akal tidak dapat menguasai hati, tetapi hati dapat mempengaruhi akal. Maka,bila akal manusia mengikuti kata hatinya, dia akan selamat.

Sedangkan akal yang mengikuti bisikan di dadanya, maka dia celaka.Jangan jauhkan Hati dari diri anda, sebab di sanalah anda semestinya berada. Allah hanya berkenan menjumpai anda di Hati, bukan anda yang ada di akal.

No comments:

Post a Comment