Semua kandungan di dalam blog ini adalah dari tulisan Ustaz Adi Yanto Meridukansurga di laman Facebooknya. Saya sekadar mencuba menghimpunkannya untuk manfaat semua umat. Terima kasih kepada Ustaz Adi yang memberikan keizinannya - Tulus dari Cipher.

11 Oct 2014

Baru Talak Satu Dan Dua, Jangan Segera Berpisah, Ia Masih Istrimu!!!




Baru Talak Satu Dan Dua, Jangan Segera Berpisah, Ia Masih Istrimu!!! 
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu

Sahabat fillah tercinta. Masih ada salah kaprah di masyarakat kita, yaitu ketika seorang suami menjatuhkan talak ra’jiy atau menceraikan istrinya. Maka statusnya langsung bukan suami istri. Maka baru saja talak terjadi dan belum habis masa iddah, semua sudah dipisahkan. Istri langsung pulang ke rumah orang tua, barang-barang punya istri langsung diangkat dan harta langsung dipisahkan.

Syaikh Muhammad bin Shalih AL-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

“Manusia pada saat ini (beranggapan) status istri jika ditalak dengan talak raj’iy (masih talak satu dan dua), maka istri langsung segera pulang ke rumah keluarganya. Ini adalah kesalahan dan diharamkan.”

 

Talak satu dan dua masih bisa balik rujuk (talak raj’iy)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang baik atau menceraikan dengan baik” (Al-Baqarah: 229)

Dan selama itu suami berhak merujuk kembali walaupun tanpa persetujuan istri.

Allah Ta’ala berfirman,

“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ (masa ‘iddah). Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu (masa ‘iddah), jika mereka (para suami) menghendaki ishlah” (Al Baqarah: 228).

 

Jangan segera berpisah

Suami istri bahkan diperintahkan tetap tinggal satu rumah. Demikianlah ajaran islam, karena dengan demikian suami diharapkan bisa menimbang kembali dengan melihat istrinya yang tetap di rumah dan mengurus rumahnya.

Demikian juga istri diharapkan mau ber-islah karena melihat suami tetap memberi nafkah dan tempat tinggal.

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Nafkah dan tempat tinggal adalah hak istri, jika suami memiliki hak rujuk kepadanya.”

Allah Ta’ala berfirman,

“Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang.” QS. Ath Thalaq: 1.

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,

“Yaitu: dalam jangka waktu iddah, wanita mempunyai hak tinggal di rumah suaminya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi suaminya mengeluarkannya. Tidak bolehnya keluar dari rumah karena statusnya masih wanita yang ditalak dan masih ada hak suaminya juga (hak untuk merujuk).”  

 

Istri yang ditalak raj’iy berdosa jika keluar dari rumah suami

Al-Qurthubi rahimahullah menafsirkan,

“yaitu tidak boleh bagi suami mengeluarkan istrinya dari rumahnya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi wanita keluar juga karena (masih ada) hak suaminya kecuali pada keadaan darurat yang nyata. Jika sang istri keluar maka ia berdosa dan tidaklah terputus masa iddahnya.”

 

Dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah dijelaskan,

“Mendapat dosa jika wanita yang ditalak raj’iy jika keluar dari rumah suaminya, asalkan tidak dikeluarkan (diusir). Kecuali jika ada keperluan darurat yang membolehkannya.”

 

Semoga bisa menimbang kembali

Mengenai ayat,

“Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru” (Ath- Thalaq: 1).

 

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,

 “Istri yang dicerai tetap diperintahkan untuk tinggal di rumah suami selama masa ‘iddahnya. Karena bisa jadi suami itu menyesali talak pada istrinya. Lalu Allah membuat hatinya untuk kembali rujuk. Jadilah hal itu mudah”.

Sahabat fillah tercinta. Masih ada salah kaprah di masyarakat kita, yaitu ketika seorang suami menjatuhkan talak ra’jiy atau menceraikan istrinya. Maka statusnya langsung bukan suami istri. Maka baru saja talak terjadi dan belum habis masa iddah, semua sudah dipisahkan. Istri langsung pulang ke rumah orang tua, barang-barang punya istri langsung diangkat dan harta langsung dipisahkan.

Syaikh Muhammad bin Shalih AL-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Manusia pada saat ini (beranggapan) status istri jika ditalak dengan talak raj’iy (masih talak satu dan dua), maka istri langsung segera pulang ke rumah keluarganya. Ini adalah kesalahan dan diharamkan.”

Talak satu dan dua masih bisa balik rujuk (talak raj’iy)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang baik atau menceraikan dengan baik” (Al-Baqarah: 229)

Dan selama itu suami berhak merujuk kembali walaupun tanpa persetujuan istri.

Allah Ta’ala berfirman,
“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ (masa ‘iddah). Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu (masa ‘iddah), jika mereka (para suami) menghendaki ishlah” (Al Baqarah: 228).


Jangan segera berpisah

Suami istri bahkan diperintahkan tetap tinggal satu rumah. Demikianlah ajaran islam, karena dengan demikian suami diharapkan bisa menimbang kembali dengan melihat istrinya yang tetap di rumah dan mengurus rumahnya.

Demikian juga istri diharapkan mau ber-islah karena melihat suami tetap memberi nafkah dan tempat tinggal.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Nafkah dan tempat tinggal adalah hak istri, jika suami memiliki hak rujuk kepadanya.”

Allah Ta’ala berfirman,
“Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang.” QS. Ath Thalaq: 1.

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,
“Yaitu: dalam jangka waktu iddah, wanita mempunyai hak tinggal di rumah suaminya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi suaminya mengeluarkannya. Tidak bolehnya keluar dari rumah karena statusnya masih wanita yang ditalak dan masih ada hak suaminya juga (hak untuk merujuk).”

Istri yang ditalak raj’iy berdosa jika keluar dari rumah suami

Al-Qurthubi rahimahullah menafsirkan,
“yaitu tidak boleh bagi suami mengeluarkan istrinya dari rumahnya selama masih masa iddah dan tidak boleh bagi wanita keluar juga karena (masih ada) hak suaminya kecuali pada keadaan darurat yang nyata. Jika sang istri keluar maka ia berdosa dan tidaklah terputus masa iddahnya.”


Dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah dijelaskan,
“Mendapat dosa jika wanita yang ditalak raj’iy jika keluar dari rumah suaminya, asalkan tidak dikeluarkan (diusir). Kecuali jika ada keperluan darurat yang membolehkannya.”


Semoga bisa menimbang kembali

Mengenai ayat,
“Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru” (Ath- Thalaq: 1).

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,
“Istri yang dicerai tetap diperintahkan untuk tinggal di rumah suami selama masa ‘iddahnya. Karena bisa jadi suami itu menyesali talak pada istrinya. Lalu Allah membuat hatinya untuk kembali rujuk. Jadilah hal itu mudah”.

10 Oct 2014

Jangan Lepas Jilbab!! Kenapa?




Saudaraku sesama muslim.

Saudaraku, dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW terdapat perintah yang menerangkan tentang pentingnya seorang wanita muslimah mengenakan jilbab agar terhindar dari segala macam bentuk fitnah.

Misalnya dalam surat Al Ahzab :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min : hendaknya menutupi badan mereka dengan jilbabnya atas (seluruh tubuh) mereka. Demikian itu (supaya) lebih dekat (mudah) dikenal, (bahwa mereka adalah wanita-wanita yang baik pekertinya), lalu mereka tidak akan diganggu (oleh orang-orang munafik). Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” (QS. Al-Ahzab : 59)

Firman Allah SWT tersebut memerintahkan kepada Nabi SAW untuk mengajak istri-istri, anak-anak gadis dan wanita-wanita mukminin lainnya untuk memakai jilbab. Kalau kita renungkan arti dari ayat-ayat itu maka akan kita dapatkan bahwasanya perintah memakai jilbab tidak dibedakan antara keluarga Nabi SAW maupun keluarga orang-orang mukmin lainnya. Karena jilbab merupakan lambang kesucian diri seorang wanita.

· Potongan ayat : (yang artinya) “Demikian itu (supaya) lebih dekat (mudah) dikenal (bahwa mereka adalah wanita-wanita yang baik budi pekertinya) lalu mereka tidak akan diganggu (oleh orang-orang munafik)” adalah jelas menjelaskan kaepada kita bahwa para wanita yang memakai jilbab dapat terjaga kehormatan dirinya. Kemudian potongan ayat : (yang artinya) “Lalu mereka tidak akan diganggu.” Ayat ini menerangkan bahwasanya orang-orang munafik, fasik, dan orang-orang fajir tidak akan mampu untuk mengganggu (menyakiti) mereka lantaran jiwa dan hati (gadis yang menggunakan jilbab) telah terlindungi.

· Perhatikan surat An Nur, Allah SWT berfirman :
“Dan katakanlah kepada kaum mu’min wanita, agar mereka menahan pandangan mereka dan mengekang nafsu birahi mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan (memamerkan kecantikan) mereka, kecuali sebagian yang kelihatan. Dan hendaknya mereka memakai kerudung sampai menutupi dada mereka. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka (memamerkan kecantikan mereka) kecuali untuk suami mereka atau anak mereka sendiri atau anak-anak dari anak-anak saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita yang lain atau budak-budak yang dimiliki oleh mereka atau orang-orang yang menyertai mereka yang tidak mempunyai lagi hajat keperluan pada wanita lagi atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Janganlah mereka berjalan sambil menggoyangkan kakinya supaya dapat diketahui orang sebagian perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, agar kamu mendapat kebahagiaan.” (QS. An-Nur : 31)

Saudaraku, dengan memperhatikan surat An-Nur ayat 31 tersebut, dapatlah kita mengetahui bahwa perintah yang terkandung di dalamnya itu ditujukan kepada wanita-wanita mukminat dan itu menunjukkan bahwa menggunakan hijab (jilbab) merupakan tanda orang beriman. Lalu Allah SWT mengaitkan antara perintah tersebut dengan perintah untuk menahan pandangan dan memelihara kemaluan, disusul dengan perintah untuk memakai jilbab. Hal itu menunjukkan bahwa jilbab dapat membantu dan mengantarkan seseorang untuk sampai pada keutamaan-keutamaan ini :
· Seperti pada akhir ayat disebutkan (yang artinya) : “Agar kamu mendapat kebahagiaan.” Ungkapan ini menekankan bahwa kebiasaan memakai jilbab merupakan jalan menuju kesuksesan (kebahagiaan dan keberuntungan)

· Sementara dalam surat Al-Ahzab ayat 33, berfirman Allah SWT :
“Dan (hendaklah) kamu tetap di rumah-rumahmu (melainkan jika ada keperluan, jika demikian bolehlah kamu keluar dari rumah). Dan janganlah kamu memperlihatkan dirimu (seperti) orang-orang jahiliyah yang dulu. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya menghendaki untuk menghilangkan dosa-dosa dan kamu (hal ahlul-bait), dan Allah (hendak) membersihkan kamu dengan sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab : 33)

Saudaraku, pembaca yang budiman. Jangan lupa bahwa ambisi musuh-musuh Islam dalam mewujudkan (menjadikan) para wanita muslimah sebagai sarana perusak dan penghancur di tengah-tengah lingkungan orang-orang muslim itu sendiri. Langkah pertama mereka adalah mengajak dengan berbagai cara (methode) agar kaum wanita (muslimah) gemar melakukan tabarruj. Apa itu tabarruj? Tabarruj adalah memperlihatkan perhiasan atau mempertontonkan wajah dan kecantikan yang dimilikinya serta menampakkan sesuatu yang dapat menimbulkan fitnah (seperti aurat tubuhnya) dihadapan laki-laki, yang bukan muhrimnya. Dan dalam surat Al-Ahzab ini Allah SWT menyinggung tentang larangan (bertabarruj) – adalah lawan dari perintah berjilbab (berhijab). Lewat tulisan saya mengingatkan kepada saudari-saudariku (kaum muslimah) untuk lebih (wajib) extra berhati-hati lagi di dalam mengantisipasi fitnah kerji ini tentu saja begitu pun bagi kaum prianya.

· Rasulullah SAW pun pernah mengingatkan kita untuk menghindari diri dari bencana semacam ini, dengan sabdanya :
“Berhati-hatilah kalian terhadap dunia, berhati-hatilah kalian terhadap wanita. Karena sesungguhnya fitnah (bencana) pertama yang dialami oleh Bani Israil bersumber dari wanita.” (HR. Muslim)

Di dalam Hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda :
“Aku tidak meninggalkan cobaan apapun sesudahku yang lebih mendatangkan mudharat (bahaya) bagi kaum laki-laki selain wanita.” (HR. Bukhari)

Saudaraku, gencarnya serangan-serangan mereka (yang memusuhi Islam) yang datang dari luar dan masuk ke dalam dengan segala macam cara dan dengan berbagai macam cara pula mereka berusaha untuk menyebarluaskan prbuatan hina, mendorong kaum wanita agar melakukan perbuatan tercela minimal melepaskan jilbabnya. Membanjirinya took-toko pakaian yang mengundang birahi dengan berbagai model dan corak. Sehingga terjadilah fitnah dimana-mana, mereka (kaum wanita kita) mulai memperlihatkan semua keindahan tubuhnya, melalui televisi, satelit dan parabola, baik itu berupa tayangan sinetron, video, vcd, Hp genggam yang sudah dapat merekam gambar secara otomatis atau majalah atau media lainnya berlomba-lomba, aurat tubuh wanita dipertontonkan. Naudzubillah ! Summa naudzubillah.

· Saudaraku, kembali kepada surat Al-Ahzab ayat 33 (yang artinya) : “Dan (hendaklah) kamu tetap di rumah-rumah mu (melainkan jika ada keperluan, jika demikian bolehlah kamu keluar dari rumah). Dan janganlah kamu memperlihatkan dirimua (seperti) orang-orang jahiliyah yang dulu.”

Seperti dikatakan di atas, Allah SWT melarang bertabarruj lawan dari berjilbab. Karena perbuatan tabarruj dianggap sebagai perbuatan orang-orang jahiliyah dengan maksud untuk memberi dorongan kepada kaum muslimin untuk menjauhinya. Dalam sebuah kaidah fikih disebutkan : An Nahyu ‘ani asy-Syay’i amrun bi ahiddihi (larangan terhadap sesuatu, berarti perintah mengerjakan sesuatu yang menjadi lawannya). Artinya bahwa ayat tersebut (surat Al Ahzab : 33) merupakan ajakan untuk menggunakan (memakai) hijab (jilbab), kemudian ayat ini di akhiri dengan Firman Nya yang berbunyi (artinya) : “Dan Allah (hendak) membersihkan kamu dengan sebersih-bersihnya.”

Ini artinya menunjukkan bahwasanya hijab atau berjilbab (begitu pula dengan perintah-perintah Allah SWT lainnya) merupakan jalan menuju kesucian serta sarana untuk menjaga kehormatan diri seseorang. Kalau menggunakan jilbab dapat melahirkan nilai-nilai positif maka sebaliknya perbuatan tabarruj dapat menyebabkan kerusakan moral (kerusakan akhlak) seorang wanita (gadis) yang melakukan tabarruj, ia dapat merusak dirinya sendiri, begitu pula merusak akhlak laki-laki yang ada disekitarnya. Hal ini merupakan tanda-tanda dari sedikitnya rasa malu yang dimiliki oleh seorang wanita, berkurangnya semangat beragama dan matinya sensifitas seseorang.

Saudaraku sesama muslim, wabil khusus kaum muslimah. Sekali lagi saya mengingatkan, jangan sekali-kali kita lengah, artinya kita selalu siap dengan Istiqomah mengantisipasi sewaktu-waktu datangnya fitnah keji mereka.

Untuk lebih menegaskan penjelasan di atas, perhatikan komentar seorang Ulama besar yang tertulis di dalam kitab Ath-Thuruq al-Hukah ditohqiq. Oleh : DR. Mohammad Jamil Ghazi, setentang dampak buruk yang ditimbulkan akibat perbuatan ikhtilath.

· Berkata Imam Ibnu Qoyyim : ”Tidak diragukan lagi, bahwa ikhtilath seorang wanita ditengah-tengah kaum laki-laki adalah sumber dari segala perbuatan buruk dan tercela. Hal ini merupakan salah satu penyebab terbesar turunnya ‘azab Allah kepada suatu bangsa. Sebagaimana juga hal tersebut akan berdampak buruk bagi orang lain. Sedangkan ikhtilath yang dilakukan oleh seorang laki-laki ditengah-tengah kaum wanita hanya akan menimbulkan perzinahan dan perbuatan keji lainnya.”

· Tetapi perhatikan bagaimana perilaku (kehidupan) terpuji, karena perasaan (hati) yang sudah terlandasi dengan manisnya iman para Sahabat Wanita berikut ini :
· Diberitakan oleh Hamzah bin Abu Al-Anshari dari ayahnya. Disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW keluar dari pintu Masjid. Di luar pintu Masjid itu beliau mendapatkan beberapa laki-laki sedang bercengkerama dengan beberapa wanita. Melihat hal tersebut beliau berkata kepada kaum wanita itu : “Perlambatlah jalan kalian ! Sesungguhnya kalian tidak berhak berjalan di tengah-tengah kaum laki-laki. Langkah terbaik yang kalian tempuh adalah dengan menyamping ke sisi jalan.” Kemudian para wanita itu merapat ke tembok hingga baju yang mereka kenakan tersangkut, karena rapatnya tubuh mereka dengan tembok.” (HR. Abu Daud)

· Dan Hadist di dalam kitab Shahih Al-Bukhari, bahwa Ummul Mukminin Aisyah ra pernah melakukan thawaf dengan dikelilingi oleh beberapa orang laki-laki. Lalu Nabi SAW bersabda : “Janganlah engkau bercampur dengan mereka.” (HR. Bukhari)

Maksud dari Hadist ini adalah, bahwa yang seharusnya dilakukan oleh kaum wanita adalah meisahkan diri dari tempat dimana kaum laki-laki berkumpul.

· Kemudian Hadist berikut ini : Diberitakan dari Ummul Mukminin Aisyah ra, ia berkata : “Ketika Rasulullah SAW selesai mengerjakan shalat Subuh, para wanita kembali ke rumah masing-masing seraya menutupi tubuh mereka dengan kain penutup agar tidak tampak cahaya tubuh.” (HR. Bukhari)

Sekarang sudah jelas bahwa ikhtilath itu dilarang ditempat-tempat ibadah ataupun ditempat-tempat lain. Untuk menjaga kesucian diri kita yang mungkin saja dapat terpengaruh oleh lingkungan, di dalam kitab Al-Mar’ah Muta’al Al-Jabri disebutkan bahwa seorang ulama yang bijak pernah berkata : “Kesucian diri merupakan hijab yang dapat menjaga seseorang dari perbuatan ikhtilath.”

Sementara Syekh Ibrahim Izzat berkata : “Seorang wanita apabila terbiasa keluar dari rumahnya menuju lingkungan bercampur baur (antara laki-laki dan perempuan), maka sesungguhnya perasaan suci dalam dirinya telah hancur.”

Saudariku, kaum muslimah yang berbahagia. Saya berharap dari beberapa Hadist tersebut di atas kita mendapat pelajaran. Itu artinya kalian harus cepat-cepat hijrah (dari melakukan pergaulan (berkumpul) dengan laki-laki tanpa batasan), bercampur, berbaur di tengah-tengah kelompok laki-laki tanpa risih, padahal mereka bukan muhrim hijrah kepada perilaku, kehidupan terpuji wanita-wanita solehah terdahulu, para sahabat wanita-wanita di zaman Rasulullah yang keimanannya terhadap Kitabullah tidak diragukan.
Sampai disini saya sudahi tulisan (artikel) religius ini, saya berharap setelah membaca artikel ini, tidak ada lagi saudariku (kaum muslimah) yang tidak mempergunakan (memakai) hijab (jilbab) yaitu kerudung yang menutupi kepala sampai ke dada yaitu seolah-olah di atas kepala mereka ada seekor burung ghirban. Terima kasih atas segala perhatian, wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

7 Oct 2014

RENUNGAN MALAM SEBELUM MATA INI TERPEJAM INGAtLAH AKAN MAUT......






1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya
Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad ...
Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, 'Wahai Fulan Anak Si Fulan..
- Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
- Apakah Kau Yang Telah Mengumpul Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Mengumpulmu
- Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
- Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu.'

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan ....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, 'Wahai Fulan Anak Si Fulan...
- Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai Lemah
- Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
- Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
- Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara'

Ketika Mayat Siap Dikafan ...
Suara Dari Langit Terdengar Memekik,'Wahai Fulan Anak Si Fulan
- Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
- Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
- Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
- Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
- Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan.'

Ketika MayatDiusung. ....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, 'Wahai Fulan Anak Si Fulan..
- Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
- Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Taubat
- Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat.'

Ketika Mayat Siap Disholatkan ....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, 'Wahai Fulan Anak Si Fulan..
- Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
- Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
- Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk.'
Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat ......
terdengar Suara Memekik Dari Langit,'Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini

Wahai Fulan Anak Si Fulan...
- Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
- Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
- Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa.'

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian... ..
Allah Berkata Kepadanya, 'Wahai Hamba-Ku.... ..
Kini Kau Tinggal Seorang Diri
Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu. ... Seorang Diri
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku

Hari Ini,....
Akan Kutunjukan Kepadamu
Kasih Sayang-Ku
Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya'.
Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman , 'Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba- Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku'

Anda Ingin Beramal Soleh ?

Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam menjalani hidup ini.
Rasulullah SAW... menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadithnya yang lain, beliau bersabda 'wakafa bi almauti wa'idha', ertinya, cukuplahmati itu akan menjadi pelajaran bagimu!

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin....

2 Oct 2014

SIAPA YANG MENYURUHMU MEMAKAI JILBAB




SIAPA YANG MENYURUHMU MEMAKAI JILBAB

Assalamu'alaikum wa rah matullahi wa barakatuhu

Ukhti ! pernahkah kamu menduga, bahwa mereka wanita muslimah sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya sebatas adat istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan sebagai bakti kepadanya yang telah menyuruhnya. Oleh sebab itu sebagai warisan dan adat istiadat suci, maka wajib dijaga dan dilesterikan.
Pernahkah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruhnya? Bukankah itu perintah Allah !

“ Wahai Nabi () katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.33 : 59)

Tidakkah ia megetahui bahwa ia mentaati perintah penciptannya yang memberi rizki yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang tidak sesuai dengan makhlukNya.
Firman Allah :

“ Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi” ( QS, 2 : 284)

Allah yang menciptakanmu:

“ Demikianlah, itulah Allah tuhanmu, tidak ada tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu” (QS ,6 : 102).

Yang memberimu nikmat :

“ Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah” ( QS, 16 : 53).

Yang mematikanmu :

“ Dan datanglah sakaratul maut ( kematian ) sebanar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya” ( QS, 50 : 19).

Yang berfirman :

“ Pada hari ( ketika) kami berkata kepada neraka Jahannam: apakah kamu sudah penuh ? dia menjawab : masih adakah tambahan ? ( QS 50 : 30-31).

Yang berfirman:

“ Hari (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Dzat yang Maha Pemurah sebagai perutusan (yang terhormat), dan kami menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka jahannam dalam keadaan dahaga” ( QS. 19 : 85,86).

Yang mengadili pada hari yang menakutkan:

“ Pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” ( QS. 22 :1).

Ukhti Al Muslimah !

Tidakkah kau baca firman Allah :

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali ( yang biasa ) nampak darinya. Dan hendakkah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” ( QS. 24 : 31).

Yaitu tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing ( bukan muhrim ) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya ( jilbab ) sampai ke dadanya sehingga tertutup. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a. ia berkata :

“ Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah( muhaajiraat), yaitu ketika Allah menurunkan firmanNya :

“ Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dalam mereka” ( QS. 24 : 31).

(mereka langsung merobek ordeng mereka untuk dijadikan jilbab).

Ukhti Al Muslimah !

Janganlah berkata : “ Kita bukan mereka” bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai ? jangan kau heran ! seorang penyair berkata : 
Berusahalah mencontoh kepada orang-orang mulia walau tidak sama persis dengan mereka.
Sebab mencontoh orang yang mulia itu merupakan keberuntungan

Ukti Al Muslimah !

Tidakkah engkau baca firman Allah tentang para istri Nabi  :

“ Apabila kamu meminta sesuatu ( keperluan ) kepada mereka (istri-istri Nabi ) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”(QS. 33 : 53).

Lebih suci dari hati siapa, wahai ukhti ? lebih suci dari hati istri-istri Nabi, ( ummahattul mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat Nabi, umat yang terbaik setelah Nabi ?

Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang?. Apakah Dzat Yang Menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?.

Allah  berfirman :

“ Wahai Nabi  katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( QS. 33 : 59).

Ibnu Abbas berkata : “ Allah  memerintahkan istri-istri orang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.

Allah  memerintahkan istri-istri orang yang beriman hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih, dan suci. Dengan demikian ia tidak akan diganggu orang- orang yang jahat.

Coba kau perhatikan: siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan ? tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah ( jahiliyah modern).

Perhatikan firman Allah di bawah ini :

“ Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti ( dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa (bermaksud) menampakkan perhiasan. dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 24 : 60 ).

Allah memberitahukan bahwa berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan ( Islamy ).

Al Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab ( hijab ) dan mengharamkan bersolek ala jahiliyah (tabarruj).

Ukhti Al Muslimah!

Dengarlah kata ibunda kalian, Ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi  :

“ Apa yang harus diperbuat wanita dengan bawah baju mereka? Nabi muhammad bersabda : Hendaklah ia turunkan satu jengkal ( dari mata kaki ) Ummul Mu’minin berkata : “ kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda : “ turunkan satu lengan dan jangan dilebihkan” ( HR. Bukhari dan Muslim ).

Subhanallah! Ummahatul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah banyak memendekkan ( menaikkan ke lutut bahkan ada yang ada di atasnya ) dan mereka tak peduli.

“ Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”

Adapun hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai ciri dari sekumpulan peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan keluhuran wanita. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut  masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mengokohkannya di muka bumi ini.


Ukhti ! pernahkah kamu menduga, bahwa mereka wanita muslimah sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya sebatas adat istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan sebagai bakti kepadanya yang telah menyuruhnya. Oleh sebab itu sebagai warisan dan adat istiadat suci, maka wajib dijaga dan dilesterikan.

Pernahkah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruhnya? Bukankah itu perintah Allah !

“ Wahai Nabi () katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.33 : 59)
Tidakkah ia megetahui bahwa ia mentaati perintah penciptannya yang memberi rizki yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang tidak sesuai dengan makhlukNya.

Firman Allah :
“ Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi” ( QS, 2 : 284)

Allah yang menciptakanmu:
“ Demikianlah, itulah Allah tuhanmu, tidak ada tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu” (QS ,6 : 102).

Yang memberimu nikmat :
“ Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah” ( QS, 16 : 53).

Yang mematikanmu :
“ Dan datanglah sakaratul maut ( kematian ) sebanar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya” ( QS, 50 : 19).

Yang berfirman :
“ Pada hari ( ketika) kami berkata kepada neraka Jahannam: apakah kamu sudah penuh ? dia menjawab : masih adakah tambahan ? ( QS 50 : 30-31).

Yang berfirman:
“ Hari (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Dzat yang Maha Pemurah sebagai perutusan (yang terhormat), dan kami menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka jahannam dalam keadaan dahaga” ( QS. 19 : 85,86).

Yang mengadili pada hari yang menakutkan:
“ Pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” ( QS. 22 :1).

Ukhti Al Muslimah !

Tidakkah kau baca firman Allah :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali ( yang biasa ) nampak darinya. Dan hendakkah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” ( QS. 24 : 31).

Yaitu tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing ( bukan muhrim ) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya ( jilbab ) sampai ke dadanya sehingga tertutup. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a. ia berkata :
“ Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah( muhaajiraat), yaitu ketika Allah menurunkan firmanNya :
“ Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dalam mereka” ( QS. 24 : 31).
(mereka langsung merobek ordeng mereka untuk dijadikan jilbab).

Ukhti Al Muslimah !

Janganlah berkata : “ Kita bukan mereka” bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai ? jangan kau heran ! seorang penyair berkata :
Berusahalah mencontoh kepada orang-orang mulia walau tidak sama persis dengan mereka.
Sebab mencontoh orang yang mulia itu merupakan keberuntungan

Ukti Al Muslimah !

Tidakkah engkau baca firman Allah tentang para istri Nabi :
“ Apabila kamu meminta sesuatu ( keperluan ) kepada mereka (istri-istri Nabi ) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”(QS. 33 : 53).
Lebih suci dari hati siapa, wahai ukhti ? lebih suci dari hati istri-istri Nabi, ( ummahattul mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat Nabi, umat yang terbaik setelah Nabi ?

Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang?. Apakah Dzat Yang Menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?.

Allah berfirman :
“ Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( QS. 33 : 59).

Ibnu Abbas berkata : “ Allah memerintahkan istri-istri orang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya”.

Allah memerintahkan istri-istri orang yang beriman hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih, dan suci. Dengan demikian ia tidak akan diganggu orang- orang yang jahat.

Coba kau perhatikan: siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan ? tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah ( jahiliyah modern).

Perhatikan firman Allah di bawah ini :
“ Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti ( dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa (bermaksud) menampakkan perhiasan. dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 24 : 60 ).

Allah memberitahukan bahwa berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan ( Islamy ).

Al Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab ( hijab ) dan mengharamkan bersolek ala jahiliyah (tabarruj).

Ukhti Al Muslimah!

Dengarlah kata ibunda kalian, Ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi :
“ Apa yang harus diperbuat wanita dengan bawah baju mereka? Nabi muhammad bersabda : Hendaklah ia turunkan satu jengkal ( dari mata kaki ) Ummul Mu’minin berkata : “ kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda : “ turunkan satu lengan dan jangan dilebihkan” ( HR. Bukhari dan Muslim ).

Subhanallah! Ummahatul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah banyak memendekkan ( menaikkan ke lutut bahkan ada yang ada di atasnya ) dan mereka tak peduli.
“ Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”

Adapun hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai ciri dari sekumpulan peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan keluhuran wanita. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mengokohkannya di muka bumi ini.